Berita AgarA
Akibat penebangan liar sungai yang berada di desa poenulis yaitu natam kembali memperlihatkan kebesarannya hingga sebagian rumah warga ikut menjadi target aliran sungai tersebut, namun kali ini sungai satu-satunya didesa natam ini hanya menggertak penghuni yang berada tidak jauh dari DAS (Daerah Aliran Sungai). Tapi tidak mustahil jika di kemudian hari nanti ini akan menjadi bencana bagi warga yang tinggal di daerah pinggiran kali tersebut karena maraknya penebangan liar yang terjadi di daerah penggununan.
Pemerintah Aceh Tenggara terus melakukan perbaikan sistem panangan hutan mulai dari penambahan personil Polisi Kehutanan (Polhut) hingga memberikan sanksi yang berat bagi orang yang melakukan penebangan liar, namun nyatanya ini tidak memberi dampak sedikitpun pada penebangan hutan liar dan kini suara gergaji besi itu terus meraung laksana ia ingin membasmi semua pohon yang berdiri dihadapannya.Fakta yang ditemukan oleh penulis sendiri dari pelaku penebangan liar tersebut adalah bahwa mereka yang melakukan penebangan ini mempunyai izin beroperasi di suatu daerah dari pihak yang berwajib, dan juga pada sebagian penebang mengaku mereka mempunyai orang dalam untuk melindungi dari jeratan hukum dan membebaskan mereka ketika pihak yang berwajib malakukan panangkapan.
Kalau seperti ini kapan Gunung Leuser kita akan terbebas dari tanggan-tangan yang tidak bertanggun jawab? karna yang seharusnya menegakkan hukum saja ikut dalam melakukan penebangan liar tersebut, dan masyarakat yang tidak bersalah lah yang akan menanggung akibat buruk dari tangan orang jahil tersebut.
Maaf Penulis tidak menyalahkan pemerintah tapi penulis hanya menuliskan apa yang penulis liat, dengarkan dan rasakan.
Related Search :
No comments:
Post a Comment
Kami siap menerima kritik dan saran dari anda !