HUKUM SELALU BERPIHAK PADA ORANG KAYA/KUAT

Tanpa kita sadari kita telah kembali ke Zaman purba kala dimana yang kuat yang berkuasa, dan yang lemah selalu merasa sengsara.

Penomena negeri yang tercinta yang semua kalangan pemerintahannya sangat manis dengan uang sehingga segala program yang dilaksanakan oleh negara ini selalu habis-habis di jalan saja, gimana tidak, masuk ke provinsi ada komisi Gubernur Dkk, masuk ke kabapaten ada komisi untuk Bupati Dkk.

Tindakan melawan hukum yang secara nyata dan merugikan banyak pihak itu tidak mendapat sorotan oleh penegak hukum tapi kalau seandainya pelanggar hukum itu orang yang tidak punya kekuatan mau tidak mau harus menerima hukuman yang terkadang tidak seimbang dengan kelakuannya. Makanya banyak pengamat hukum mengatakan hukum dibuat untuk masyarakat lemah, jadi kalau orang yang memiliki kekuatan maka hukum tidak berlaku.

Gayus adalah pelaku tindak pidana korupsi yang menyebabkan negara rugi 28 Milyar masih bisa jalan-jalan ke tempat wisata domestik maupun luar negeri, tapi sedang Abu (nama samaran) yang mendekam di jeruji besi karna mencuri hp seharga 300 rb, tidak ada yang bisa dia lakukan kecuali hanya menghitung detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam dan hari demi hari hingga habisnya masa tahanan yang di bacakan oleh hakim ketua kepadanya, ironisnya lagi jangankan fasilitas elektronik bisa dia nikmati gitar non-elektrikpun tidak bisa dia gunakan, disisi lain terdengar berita gayus dapat fasilitas kamar Delux di hotel berbintang lima di dalam penjara.

Dimana kata "didalam hukum semua dapat perlakuan sama" ?

No comments:

Post a Comment

Kami siap menerima kritik dan saran dari anda !